Pengertian Data Center
Data center server adalah Pusat pemrosesan data yang didukung dengan perangkat pengolahan data tersebut. Disebut juga dengan pusat komputerisasi. Data center server merupakan server data terpusat dari jaringan di suatu jaringan, baik dalam jaringan lokal antaupun global, jaringan instansi ataupun perusahaan.
Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan
Permata Lestary
NIM : 1102664
NIM : 1102664
Kamis
WLAN controler
WLAN controller digunakan dalam kombinasi dengan Lightweight Access Point Protocol (LWAPP) untuk mengatur light-weight access points dalam jumlah yang besar oleh admin jaringan. WLAN controller merupakan bagian dari Data Plane dalam Cisco Wireless Model. WLAN controller secara otomatis menangani konfigurasi dari 6 sampai 500 access
membangun jaringan 4 lantai dengan Wireless
Perancangan jaringan menggunakan teknik bridge dengan topologi star untuk antar lantai dan dalam lantai. Terdiri dari Router utama, router lantai 1, router lantai 2, router lantai 3, router lantai 4. Antara router semuanya saling terhubung seperti gambar dibawah ini: (Via Wireless).
LANGKAH-LANGKAH
1. Open Winbox Sebagai Tool Buat Console Mikrotik
Searching Mac AP Dengan Winbox & Click Connect
2. Tentukan MAC AP yang akan di console
Login : admin Password : (default blank passwd).
3. Enable Wlan seperti tertera petunjuk pada gambar AP-3
4. Enable Bridge Dan Create Bridge1
5. Masukkan ether1 & wlan1 ke dalam interface bridge
6. Masukan IP address pada Interface Ether1
7. Setting Wlan1 Sebagai Ap Bridge
8. Setting SSID AP dengan Band 2.4Ghz
9. Setting WDS AP & Enable WDS bridge
Konfigurasi pada Wireless Station (Client)
Konfigurasi pada wireless station hampir sama dengan langkah-langkah di atas, kecuali pada langkah memasukkan IP Address dan konfigurasi wirelessnya. Pada konfigurasi station, mode yang digunakan adalah station-wds Langkah-langkah awalnya sama Seperti Gambar AP-01 s/d AP-06.
1. Masukan IP address pada Interface Ether1
2. Setting Wlan1 Sebagai Station wds & SSID ROUTELINK
3. Setting WDS Client & Enable WDS bridge
4. Cek Status Connected
Pengecekan link
Jika link wireless yang kita buat sudah bekerja dengan baik, maka pada menu wireless, akan muncul status R .
Selain itu, mac-address dari wireless yang terkoneksi juga bisa dilihat pada jendela registration.
Konfigurasi keamanan jaringan wireless
Pada Mikrotik, cara paling mudah untuk menjaga keamanan jaringan adalah dengan mendaftarkan mac-address wireless pasangan pada access list. Hal ini harus dilakukan pada sisi access point maupun pada sisi client. Jika penginputan access-list telah dilakukan, maka matikanlah fitur default authenticated pada wireless, maka wireless lain yang mac addressnya tidak terdaftar tidak akan bisa terkoneksi ke jaringan kita.
1. Memasukan Access List Mac Wireless Client Pada Access Point
2. Mematikan Feature Default Authenticate & Default Forwarding
Untuk konfigurasi OSPF Maka, pada masing-masing router buka teminal mikrotik dan
ketikkan perintah berikut:
Router 1 :
> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.0/30 area=area1
> routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1
Router 2 :
> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.4/30 area=area1
> routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1
Router 3 :
> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.8/30 area=area1
>routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1
Router 4 :
> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.12/30 area=area1
>routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1
LANGKAH-LANGKAH
1. Open Winbox Sebagai Tool Buat Console Mikrotik
Searching Mac AP Dengan Winbox & Click Connect
2. Tentukan MAC AP yang akan di console
Login : admin Password : (default blank passwd).
3. Enable Wlan seperti tertera petunjuk pada gambar AP-3
4. Enable Bridge Dan Create Bridge1
5. Masukkan ether1 & wlan1 ke dalam interface bridge
6. Masukan IP address pada Interface Ether1
7. Setting Wlan1 Sebagai Ap Bridge
8. Setting SSID AP dengan Band 2.4Ghz
9. Setting WDS AP & Enable WDS bridge
Konfigurasi pada Wireless Station (Client)
Konfigurasi pada wireless station hampir sama dengan langkah-langkah di atas, kecuali pada langkah memasukkan IP Address dan konfigurasi wirelessnya. Pada konfigurasi station, mode yang digunakan adalah station-wds Langkah-langkah awalnya sama Seperti Gambar AP-01 s/d AP-06.
1. Masukan IP address pada Interface Ether1
2. Setting Wlan1 Sebagai Station wds & SSID ROUTELINK
3. Setting WDS Client & Enable WDS bridge
4. Cek Status Connected
Pengecekan link
Jika link wireless yang kita buat sudah bekerja dengan baik, maka pada menu wireless, akan muncul status R .
Selain itu, mac-address dari wireless yang terkoneksi juga bisa dilihat pada jendela registration.
Konfigurasi keamanan jaringan wireless
Pada Mikrotik, cara paling mudah untuk menjaga keamanan jaringan adalah dengan mendaftarkan mac-address wireless pasangan pada access list. Hal ini harus dilakukan pada sisi access point maupun pada sisi client. Jika penginputan access-list telah dilakukan, maka matikanlah fitur default authenticated pada wireless, maka wireless lain yang mac addressnya tidak terdaftar tidak akan bisa terkoneksi ke jaringan kita.
1. Memasukan Access List Mac Wireless Client Pada Access Point
2. Mematikan Feature Default Authenticate & Default Forwarding
Untuk konfigurasi OSPF Maka, pada masing-masing router buka teminal mikrotik dan
ketikkan perintah berikut:
Router 1 :
> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.0/30 area=area1
> routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1
Router 2 :
> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.4/30 area=area1
> routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1
Router 3 :
> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.8/30 area=area1
>routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1
Router 4 :
> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.12/30 area=area1
>routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1
Rancangan jaringan 1 lantai dengan 8 ruangan
Host sebanyak 20 PC di masing – masing 8 ruangan. Dalam rancangan tersebut menggunakan 1 buah Router dan 8 buah Switch dengan range IP Address sebagai berikut :
IP Public : 10.1.1.5
IP Local : 192.168.1.0 (IP Address yangdapat diambil dari kelas C )
Dengan host tiap ruangan = 20 PC, maka perhitungan subnetting kelas C yaitu :
h = banyaknya biner 0 pada oktet terakhir netmask
n = banyaknya biner 1 pada oktet terakhir netmask
2 h – 2 >= 20
2 h >= 20 + 2
2 h >= 22
2 5 >= 22
32 >= 22
h = 5 dan n = 3 sehingga netmask IP Local yaitu :
Biner = 11111111.11111111.11111111.11100000
Desimal = 255.255.255.224
Prefix = /27 (karena normalnya biner 1 di kelas C = 24, maka dalam subnetting biner 1 = 24 + n = 24 + 3 = 27)
Segmen jaringan yang dapat digunakan dengan IP Local 192.168.1.0/27 yaitu :
n = 3, sehingga jaringan yang terbentuk sebanyak :
2 n = 2 3 = 8 buah segmen jaringan
Sedangkan host yang dapat digunakan dengan IP tersebut adalah :
h = 5, sehingga host / PC yang dapat terhubung dalam 1 segmen jaringan adalah :
2 h – 2 = 2 5 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Sehingga range IP Address yang didapatkan adalah :
1. 192.168.1.0 - 192.168.1.31
2. 192.168.1.32 - 192.168.1.63
3. 192.168.1.64 - 192.168.1.95
4. 192.168.1.96 - 192.168.1.127
5. 192.168.1.128 - 192.168.1.159
6. 192.168.1.160 - 192.168.1.191
7. 192.168.1.192 - 192.168.1.223
8. 192.168.1.224 - 192.168.1.255
IP Public : 10.1.1.5
IP Local : 192.168.1.0 (IP Address yangdapat diambil dari kelas C )
Dengan host tiap ruangan = 20 PC, maka perhitungan subnetting kelas C yaitu :
h = banyaknya biner 0 pada oktet terakhir netmask
n = banyaknya biner 1 pada oktet terakhir netmask
2 h – 2 >= 20
2 h >= 20 + 2
2 h >= 22
2 5 >= 22
32 >= 22
h = 5 dan n = 3 sehingga netmask IP Local yaitu :
Biner = 11111111.11111111.11111111.11100000
Desimal = 255.255.255.224
Prefix = /27 (karena normalnya biner 1 di kelas C = 24, maka dalam subnetting biner 1 = 24 + n = 24 + 3 = 27)
Segmen jaringan yang dapat digunakan dengan IP Local 192.168.1.0/27 yaitu :
n = 3, sehingga jaringan yang terbentuk sebanyak :
2 n = 2 3 = 8 buah segmen jaringan
Sedangkan host yang dapat digunakan dengan IP tersebut adalah :
h = 5, sehingga host / PC yang dapat terhubung dalam 1 segmen jaringan adalah :
2 h – 2 = 2 5 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Sehingga range IP Address yang didapatkan adalah :
1. 192.168.1.0 - 192.168.1.31
2. 192.168.1.32 - 192.168.1.63
3. 192.168.1.64 - 192.168.1.95
4. 192.168.1.96 - 192.168.1.127
5. 192.168.1.128 - 192.168.1.159
6. 192.168.1.160 - 192.168.1.191
7. 192.168.1.192 - 192.168.1.223
8. 192.168.1.224 - 192.168.1.255
OSPF
Autonomous System (AS) adalah sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dikendalikan oleh sebuah network operator.
Karena sebuah Autonomous System (AS) memiliki skala jaringan yang sangat besar maka penggunaan routing menjadi sangat penting dan kritis. Informasi routing haruslah tepat dan kesalahan melakukan distribusi informasi routing harus diminimalisasi sedikit mungkin. Sangatlah tidak nyaman jika harus menuliskan rule routing untuk puluhan bahkan ratusan router secara static. OSPF merupakan sebuah routing protokol yang dapat mendistribusikan informasi routing secara otomatis. OSPF juga merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, dengan kata lain OSPF juga mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area.
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protocol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network walaupun jaringan tersebut bisa berubah-ubah secara dinamis. OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemampuan Link-state dan Algoritma Dijkstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protocol IGP yang lain. Menggunakan protocol tersendiri yaitu protocol 89. OSPF digunakan untuk management informasi dan distribusi routing di dalam sebuah AS.
Element of OSPF:
Area adalah system grouping yang digunakan di protocol OSPF yaitu gabungan dari beberapa router IR
(Internal Router) yang berjumlah <80 router.
IR adalah router yang tergabung dalam sebuah area OSPF.
ABR adalah router yang menjembatani area satu dengan area yang lain.
ASBR adalah sebuah router yang terletak di perbatasan sebuah AS (Router Terluar dari AS) dan bertugas untuk menjembatani antara router yang ada di dalam AS dengan Network lain (Berbeda AS).
OSPF Setting
Router-id # Memberi pengenal pada router.
· Berformat 32bit seperti IP, tidak boleh ada yang sama dalam sebuah jaringan OSPF.
· Jika diisi 0.0.0.0 maka router akan otomatis menggunakan IP terbesar yang ada pada interface
Redistribute Default Route # Mendistribusikan default route #Option ini hanya digunakan atau diaktifkan pada router ASBR
Redistribute Connected Routes #Mendisitribusikan route yang terpasang dan aktif pada interface
Redistribute Static Routes # Mendistribusikan route static yang ada pada table /ip route
Redistribute RIP Routes # Mendistribusikan route hasil RIP
Redistribute BGP Routes # Mendistribusikan route hasil BGP
Tipe Routing OSPF
Karena sebuah Autonomous System (AS) memiliki skala jaringan yang sangat besar maka penggunaan routing menjadi sangat penting dan kritis. Informasi routing haruslah tepat dan kesalahan melakukan distribusi informasi routing harus diminimalisasi sedikit mungkin. Sangatlah tidak nyaman jika harus menuliskan rule routing untuk puluhan bahkan ratusan router secara static. OSPF merupakan sebuah routing protokol yang dapat mendistribusikan informasi routing secara otomatis. OSPF juga merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, dengan kata lain OSPF juga mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area.
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protocol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network walaupun jaringan tersebut bisa berubah-ubah secara dinamis. OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemampuan Link-state dan Algoritma Dijkstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protocol IGP yang lain. Menggunakan protocol tersendiri yaitu protocol 89. OSPF digunakan untuk management informasi dan distribusi routing di dalam sebuah AS.
Element of OSPF:
Area adalah system grouping yang digunakan di protocol OSPF yaitu gabungan dari beberapa router IR
(Internal Router) yang berjumlah <80 router.
IR adalah router yang tergabung dalam sebuah area OSPF.
ABR adalah router yang menjembatani area satu dengan area yang lain.
ASBR adalah sebuah router yang terletak di perbatasan sebuah AS (Router Terluar dari AS) dan bertugas untuk menjembatani antara router yang ada di dalam AS dengan Network lain (Berbeda AS).
OSPF Setting
Router-id # Memberi pengenal pada router.
· Berformat 32bit seperti IP, tidak boleh ada yang sama dalam sebuah jaringan OSPF.
· Jika diisi 0.0.0.0 maka router akan otomatis menggunakan IP terbesar yang ada pada interface
Redistribute Default Route # Mendistribusikan default route #Option ini hanya digunakan atau diaktifkan pada router ASBR
Redistribute Connected Routes #Mendisitribusikan route yang terpasang dan aktif pada interface
Redistribute Static Routes # Mendistribusikan route static yang ada pada table /ip route
Redistribute RIP Routes # Mendistribusikan route hasil RIP
Redistribute BGP Routes # Mendistribusikan route hasil BGP
Tipe Routing OSPF
Structure Cabling Basic
Seringkali kita menghadapi masalah yang terlihat sepele, namun dapat mengakibatkan kesalahan yang fatal di kemudian hari. Untuk sebagian orang memasangkan kabel UTP dengan konektor RJ45 asal kedua ujungnya memiliki susunan warna yang sama, sudah pasti bukan masalah. Namun dalam membangun sebuah jaringan komputer yang besar dan kompleks yang mengikut sertakan banyak orang, tentulah hal tersebut dapat menjadikan suatu masalah dan pasti akan terjadi kebingungan. Maka dari itu haruslah dilakukan standarisasi pemasangan. Kita tidak usah susah-susah menciptakan aturan standard sendiri, karena sudah ada lembaga yang mengatur hal tersebut yaitu TIA/EIA, dan tinggal kita mengikutinya.
STANDAR SUSUNAN KABEL UTP
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang sering digunakan untuk jaringan komputer adalah kabel UTP categori 5 (UTP Cat 5) yang secara praktis dapat mendukung transfer data sampai 100 Mbps. UTP Cat 5 terdiri dari 4 pasang kabel berwarna atau 8 kabel tunggal. Warna-warna kabel tersebut adalah sbb:
Pasangan 1: Putih-Biru dan Biru
Pasangan 2: Putih-orange dan Orange
Pasangan 3: Putih-Hijau dan Hijau
Pasangan 4: Putih-Coklat dan Coklat
Jenis Kabel
Susunan kabel UTP terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Straight (lurus), biasa digunakan untuk menghubungkan perangkat yang berbeda, misalnya: komputer ke hub, komputer ke switch.
Cross (silang), biasa digunakan untuk menghubungkan perangkat yang sama, misalnya: komputer ke komputer, hub ke hub, switch ke switch.
Standar Susunan Kabel Straight (Lurus)
Untuk standar urutan kabel straight susunan pada kedua ujung sama, yaitu:
Putih-orange
Orange
Putih-hijau
Biru
Putih-biru
Hijau
Putih-coklat
Coklat
Standar Susunan Kabel Cross (Silang)
Untuk standar urutan kabel cross susunan pada kedua ujung berbeda, yaitu:
Ujung pertama sama dengan susunan kabel straight:
Putih-orange
Orange
Putih-hijau
Biru
Putih-biru
Hijau
Putih-coklat
Coklat
Ujung kedua, pin 1 dan 3 tukar posisi, pin 2 dan 6 tukar posisi:
Putih-hijau
Hijauh
Putih-orange
Biru
Putih-biru
Orange
Putih-coklat
Coklat
STANDAR SUSUNAN KABEL UTP
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang sering digunakan untuk jaringan komputer adalah kabel UTP categori 5 (UTP Cat 5) yang secara praktis dapat mendukung transfer data sampai 100 Mbps. UTP Cat 5 terdiri dari 4 pasang kabel berwarna atau 8 kabel tunggal. Warna-warna kabel tersebut adalah sbb:
Pasangan 1: Putih-Biru dan Biru
Pasangan 2: Putih-orange dan Orange
Pasangan 3: Putih-Hijau dan Hijau
Pasangan 4: Putih-Coklat dan Coklat
Jenis Kabel
Susunan kabel UTP terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Straight (lurus), biasa digunakan untuk menghubungkan perangkat yang berbeda, misalnya: komputer ke hub, komputer ke switch.
Cross (silang), biasa digunakan untuk menghubungkan perangkat yang sama, misalnya: komputer ke komputer, hub ke hub, switch ke switch.
Standar Susunan Kabel Straight (Lurus)
Untuk standar urutan kabel straight susunan pada kedua ujung sama, yaitu:
Putih-orange
Orange
Putih-hijau
Biru
Putih-biru
Hijau
Putih-coklat
Coklat
Standar Susunan Kabel Cross (Silang)
Untuk standar urutan kabel cross susunan pada kedua ujung berbeda, yaitu:
Ujung pertama sama dengan susunan kabel straight:
Putih-orange
Orange
Putih-hijau
Biru
Putih-biru
Hijau
Putih-coklat
Coklat
Ujung kedua, pin 1 dan 3 tukar posisi, pin 2 dan 6 tukar posisi:
Putih-hijau
Hijauh
Putih-orange
Biru
Putih-biru
Orange
Putih-coklat
Coklat
Jumat
OSI ( open system interconnection)
OSI (Open System Interconnection)
OSI diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Tujuan untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap‐tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protoklol jaringan dan metode transmisi.
OSI diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Tujuan untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap‐tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protoklol jaringan dan metode transmisi.
Langganan:
Postingan (Atom)